Lingkungan Komputasi
Lingkungan komputasi adalah suatu lingkungan di mana sistem
komputer digunakan. Lingkungan komputasi dapat dikelompokkan menjadi empat
jenis : komputasi tradisional, komputasi berbasis jaringan, dan komputasi embedded,
serta komputasi gri.Pada awalnya komputasi tradisional hanya meliputi
penggunaan komputer meja (desktop) untuk pemakaian pribadi di kantor atau di
rumah. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi maka komputasi tradisional
sekarang sudah meliputi penggunaan teknologi jaringan yang diterapkan mulai
dari desktop hingga sistem genggam. Perubahan yang begitu drastis ini membuat
batas antara komputasi tradisional dan komputasi berbasis jaringan sudah tidak
jelas lagi.
Komputasi berbasis jaringan menyediakan fasilitas
pengaksesan data yang luas oleh berbagai perangkat elektronik. Akses tersedia
asalkan perangkat elektronik itu terhubung dalam jaringan, baik dengan kabel
maupun nirkabel.
Komputasi model terbaru ini juga berbasis jaringan dengan
clustered system . Digunakan super computer untuk melakukan komputasinya. Pada
model ini komputasi dikembangkan melalui pc-farm . Perbedaan yang nyata dengan
komputasi berbasis jaringan adalah bahwa komputasi berbasis grid dilakukan
bersama-sama seperti sebuah multiprocessor dan tidak hanya melakukan pertukaran
data seperti pada komputasi berbasis jaringan.
Kebutuhan Middleware
Middleware adalah software yang dirancang untuk mendukung
pengembangan sistem tersebar dengan memungkinkan aplikasi yang sebelumnya
terisolasi untuk saling berhubungan. Dengan bantuan middleware, data yang sama
dapat digunakan oleh customer service, akuntansi, pengembangan, dan manajemen
sesuai kebutuhan. Middleware dapat juga berfungsi sebagai penerjemah informasi
sehingga setiap aplikasi mendapatkan format data yang dapat mereka proses.
Middleware tersedia untuk berbagai platform, dengan berbagai
jenis. Jenis middleware yang umum dikembangkan saat ini dapat dikelompokkan
dalam lima kategori besar, salah satunya adalah homegrown, yang dikembangkan
khusus untuk kebutuhan internal organisasi, model RPC/ORB (Remote Procedure
Call/Object Request Broker), Pub/Sub (Publication/Subscription), Message
Queuing, dan TP (Transaction Processing) Monitor.
Di Linux, banyak perusahaan besar seperti IBM, BEA, dan
Schlumberger yang sedang dan sudah mengerjakan berbagai sistem middleware.
Salah satu produk middleware IBM untuk platform Linux adalah BlueDrekar™.
BlueDrekar™ adalah middleware berbasis spesifikasi Bluetooth™ untuk koneksi
peralatan wireless di lingkungan rumah dan kantor. Produk middleware ini
menyediakan protocol stack dan berbagai API (Application Programming
Interfaces) yang dibutuhkan aplikasi berbasis jaringan. Diharapkan adanya
BlueDrekar™ di Linux ini akan mempercepat pertumbuhan aplikasi dan peralatan
berbasis Bluetooth™.
Contoh lain, BEA Tuxedo™ dari BEA System, sebuah middleware
transaction processing monitor yang juga mendukung model ORB, tersedia untuk
berbagai platform, termasuk RedHat Linux. BEA Tuxedo memungkinkan kombinasi
pengembangan aplikasi dengan model CORBA dan ATMI (Application-to-Transaction
Monitor Interface). Sebuah aplikasi yang dibuat untuk Tuxedo dapat berjalan
pada platform apapun yang ditunjang oleh BEA tanpa perlu modifikasi
dalam kode aplikasinya.
dalam kode aplikasinya.
Dalam bidang kartu magnetis (smart cards), Schlumberger
adalah salah satu pengembang dan produsen CAC (Common Access Card) dan
middleware CAC-nya. Produk middleware ini yang diberi nama CACTUS (Common
Access Card Trusted User Suite), dapat berjalan di atas Linux. memberi
kemampuan koneksi pada level aplikasi ke kartu magnetis dan fungsi-fungsi
kriptografis.
ShaoLin Aptus adalah sebuah middleware untuk Linux, yang
mengubah jaringan PC menjadi sebuah arsitektur jaringan komputer yang bersifat
'fit client'. Produk yang memenangkan 'IT Excellence Awards 2002' di Hong Kong
ini, mengembangkan konsep ' t h i n c l i e nt' dengan memperbolehkan komputasi
berbasis client. Shaolin Aptus membuat banyak klien dapat menggunakan sistem
operasi dan aplikasi yang tersimpan di server melalui LAN secara transparan.
Saat ini, hampir seluruh aplikasi terdistribusi dibangun
dengan menggunakan middleware. Masih menurut IDC, perkembangan segmen
middleware terbesar akan terjadi dalam alat yang membantu sistem manajemen
bisnis. Hal ini terjadi untuk memenuhi permintaan akan integrasi aplikasi yang
lebih baik. Linux, didukung oleh bermacam produk middleware, memberikan pilihan
sistem operasi dan middleware yang stabil, dengan harga yang bersaing.
Contoh Middleware
Seperti ditunjukkan dalam Gambar middleware terdiri
dari lapisan layanan ditambahkan antara orang-orang dari jaringan biasa OS 1
dan aplikasi yang sebenarnya. Layanan ini memfasilitasi pelaksanaan aplikasi
terdistribusi dan berusaha untuk menyembunyikan heterogenitas (baik hardware
dan software) dari arsitektur sistem yang mendasariny.
Prinsip Tujuan middleware, yaitu
menaikkan tingkat abstraksi untuk didistribusikan pemrograman, dicapai dalam
tiga cara: (1) mekanisme komunikasi yang lebih nyaman dan kurang rawan
kesalahan daripada lewat pesan dasar, (2) dari OS, jaringan protokol, bahasa
pemrograman, dll dan (3) standar layanan (seperti layanan penamaan, layanan
transaksi, layanan keamanan, dll).
Untuk membuat integrasi berbagai
layanan lebih mudah, dan untuk meningkatkan transparansi , middleware biasanya
didasarkan pada paradigma tertentu, atau model, untuk menggambarkan distribusi
dan komunikasi. Karena paradigma adalah pendekatan yang menyeluruh untuk
bagaimana didistribusikan
Sistem harus dikembangkan, ini
sering memanifestasikan dirinya dalam model pemrograman tertentu seperti’Semuanya
adalah file’, panggilan prosedur remote, dan objek terdistribusi. Memberikan
paradigma tersebut secara otomatis menyediakan abstraksi untuk programmer untuk
mengikuti, dan memberikan arahan untuk bagaimana untuk merancang dan mengatur
aplikasi terdistribusi.
Sumber:http://dinasweblog.blogspot.com/2010/11/lingkungan-komputasi.html